Info Sekolah
Rabu, 11 Sep 2024
  • Tema Akademi dapat menampilkan informasi dalam text berjalan

Filosofi Tentang Tembang Turi Putih

Diterbitkan : - Kategori : Kepesantrenan / Santri / Tausiyah

“Turi Putih” adalah salah satu tembang tradisional Jawa yang konon dikarang oleh Kanjeng Sunan Giri. Didalam tembang ini tersirat makna dan pelajaran yang dapat kita digali. Terutama kaitannya dengan kematian, bahwa sebelum manusia berbungkus kain kafan, harus dipastikan ia memiliki cukup bekal yang mapan.

Kurang lebih, makna tembangTuri-Turi Putih adalah sebagai berikut :.

Turi putih (dari kata tak aturi) :
artinya saya beritahu. Sedangkan putih adalah kiasan untuk warna kain kafan yang berwarna putih. Maknanya, adalah pengingat atau pemberitahuan bahwa semua manusia pada akhirnya akan mati

Ditandur ning kebon agung : 
artinya ditanam di sebuah taman yang megah / agung. Maknanya, setelah mati maka jasad akan dipendam dalam kubur atau pemakaman

Ono cleret tiba nyemplung :
artinya melesat secepat kilat (cleret), lalu akan jatuh (nyemplung) kedalam lubang. Maknanya, hidup itu singkat. Seperti laju cahaya kilat yang melesat. Kemudian setelahnya manusia akan masuk liang lahat

Mbok kira kembange apa :
artinya yang dijatuhkan itu membawa bunga apa? Bait ini mempertanyakan tentang amal perbuatan yang dibawa si mayat menuju kematiannya, apakah sudah memiliki cukup bekal ?

Pada dasarnya, tembang ini mengingatkan bahwa setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban setelah ia mati. Bekal apa yang dibawa ke alam kubur? Telah cukupkah amal baiknya untuk menyelamatkan diri dari panas api neraka?

Lirik Tembang Turi Putih

Turi putih turi putih ditandur ning kebon agung
Ono cleret tibo nyemplung, mbok kiro kembange opo.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar